Seseorang yang beriman namun melakukan kema’shiyatan, maka ia akan dimasukkan ke dalam neraka. Meskipun demikian, ia tidak akan kekal selama-lamanya di dalam neraka. Sebagaimana sabda RasuluLlah shallaLlahu alayhi wa sallam,
يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَخْرِجُوا مِنْ النَّارِ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ فَيُخْرَجُونَ مِنْهَا قَدْ اسْوَدُّوا فَيُلْقَوْنَ فِي نَهَرِ الْحَيَاةِ فَيَنْبُتُونَ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِي جَانِبِ السَّيْلِ أَلَمْ تَرَ أَنَّهَا تَخْرُجُ صَفْرَاءَ مُلْتَوِيَة
“Akan dimasukkan penghuni syurga ke dalam syurga, dan dimasukkan pula penghuni neraka ke dalam neraka. Kemudian berfirmanlah Allah Ta’ala, “Keluarkanlah dari neraka orang-orang yang dalam hatinya ada sebesar biji sawi dari keimanan. Maka dikeluarkanlah mereka dari neraka. Sungguh mereka telah menghitam. Maka dilemparkanlah mereka ke dalam sungai kehidupan, maka tumbuhlah mereka sebagaimana tumbuhnya biji yang ditanam di pinggir sungai. Tidakkah engkau lihat biji itu keluar dari tanah dengan segar kekuning-kuningan.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Sa’id al-Khudhry radhiyaLlahu ‘anhu)
Berikut ini sebagian penyebab seseorang dimasukkan ke dalam neraka :
Penyebab Pertama, Durhaka kepada orang tua.
Bentuk kedurhakaan kepada orang tua adalah dengan memutuskan apa-apa yang wajib mereka peroleh, baik berupa hubungan kasih sayang (silaturrahmi) maupun kebaikan.
Termasuk durhaka kepada orang tua juga adalah seseorang yang berperilaku buruk kepada keduanya dengan ucapan maupun perbuatan.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S. Al-Israa ayat 23-24)
ثَلَاثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالدَّيُّوثُ الَّذِي يُقِرُّ فِي أَهْلِهِ الْخَبَث
“Tiga golongan yang diharamkan masuk syurga oleh Allah, (1) Pecandu khamr, (2) anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan (3) ad-dayyuts, yaitu seorang kepala keluarga yang membenarkan kejelekan yang terdapat dalam keluarganya.” (Diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrok 'ala shohihayn)
Penyebab Kedua, Orang yang memutuskan silaturrahmi.
Yaitu seseorang yang memutuskan hubungan antar keluarga, dan tidak memberikan hak-hak mereka, baik jasmani maupun harta.
RasuluLlah shallaLlahu alayhi wa sallam bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِع
“Tidak akan masuk syurga seorang pemutus silaturrahmi.” (Muttafaq alayhi)
Sebagian orang berdalih bahwa ia tidak menyambung silaturrahmi karena keluarganya tidak menghubunginya. Dalih seperti ini tidak dibenarkan. Karena jika seseorang baru menyambung silaturrahmi jika sudah dihubungi, itu berarti ia bersilaturrahmi karena balas jasa, bukan karena Allah.
RasuluLlah shallaLlahu alayhi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
“Bukanlah orang yang menyambung silaturrahmi seseorang yang balas jasa. Akan tetapi penyambung silaturrahmi adalah yang menyambungkannya jika ia diputus.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari)
Penyebab Ketiga, Memakan Riba.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat. (Q.S. Ali Imran ayat 130-132)
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), paka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al-Baqarah ayat 275)
Penyebab Keempat, Memakan harta anak yatim.
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (Q.S. An-Nisaa ayat 10)
Penyebab Kelima, Bersaksi dan Bersumpah Palsu
لَنْ تَزُولَ قَدَمَا شَاهِدِ الزُّورِ حَتَّى يُوجِبَ اللَّهُ لَهُ النَّار
“Kaki orang yang bersaksi palsu tidak akan bergerak pada hari kiamat sampai Allah mewajibkan neraka kepadanya.” (Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan al-Hakim)
منَ اقتطعَ مالَ أخيِه بيمين فاجرةٍ فلْيَتَبَوَّأ مقعدَه من النارِ
“Barangsiapa yang merampas harta saudaranya dengan menggunakan sumpah palsu maka siap-siaplah tempat tinggalnya nanti di neraka.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al-Hakim).
Penyebab Keenam, Hakim yang zhalim dan memutuskan tanpa ilmu.
الْقُضَاةُ ثَلَاثَةٌ وَاحِدٌ فِي الْجَنَّةِ وَاثْنَانِ فِي النَّارِ فَأَمَّا الَّذِي فِي الْجَنَّةِ فَرَجُلٌ عَرَفَ الْحَقَّ فَقَضَى بِهِ وَرَجُلٌ عَرَفَ الْحَقَّ فَجَارَ فِي الْحُكْمِ فَهُوَ فِي النَّارِ وَرَجُلٌ قَضَى لِلنَّاسِ عَلَى جَهْلٍ فَهُوَ فِي النَّارِ
“Hakim itu ada tiga golongan; satu di syurga, sedangkan dua lainnya di neraka. Hakim yang masuk syurga adalah yang mengetahui kebenaran dan memutuskan berdasarkan kebenaran. Hakim yang tempatnya di neraka adalah hakim yang mengetahui kebenaran, namun memutuskan dengan zhalim, dan juga hakim yang memutuskan atas dasar kebodohan.” (Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud)
Penyebab Ketujuh, Pemimpin yang menipu rakyatnya.
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
“Tidaklah seorang hamba diberi kekuasaan oleh Allah untuk mengurusi rakyatnya, lalu ia meninggal dalam keadaan telah menipu mereka, melainkan Allah akan mengharamkan syurga baginya.” (Muttafaq ‘Alayhi)
Penyebab Kedelapan, Penyeru kebaikan yang tidak mengerjakan kebaikan.
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (Q.S. As-Shaff ayat 2-3)
يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ فَيَقُولُونَ أَيْ فُلَانُ مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنْ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ
“Didatangkan seorang laki-laki pada hari kiamat. Dicampakkanlah ia ke dalam neraka. Disuruhlah ia berputar di dalam neraka, maka ia berputar sebagaimana berputarnya keledai di atas roda penggilingan. Maka berkumpullah seluruh penduduk neraka mengitarinya. Mereka berkata, “Wahai Fulan, apa yang terjadi padamu ? Bukankah kamu yang dahulu sering menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran ?” Maka lelaki itu menjawab, “Ya, dulu saya menyuruh kepada kebaikan namun aku tidak mengerjakannya. Dan aku mencegah kemungkaran namun aku sendiri mengerjakannya.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari)
Penyebab Kesembilan, Seseorang yang buruk akhlaqnya.
Sebagaimana dalam hadits Nabi shallaLlahu alayhi wa sallam,
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
“Maukah kalian aku beritahu tentang siapakah penghuni neraka ? Mereka adalah setiap orang yang kasar, bakhil dan sombong.” (Muttafaq Alayhi)
Penyebab Kesepuluh, Seseorang yang makan dan minum dari bejana emas dan perak.
«الذي يشربُ في آنية الفضةِ إنما يجرجرُ في بطنِه نارَ جهنم». وفي رواية لمسلم: «إن الَّذِي يأكل أو يَشرب في آنيةِ الذهب والفضةِ إنما يجرجرُ في بطنِه نارَ جهنمَ»
“Barangsiapa yang minum dari bejana perak, maka perutnya akan mendidih dengan api neraka jahannam.” (Muttafaq Alayhi). Dalam riwayat Muslim, “Sesungguhnya orang yang makan atau minum dari bejana emas dan perak akan mendidih perutnya dengan api neraka.”
Inilah sebagian penyebab dijerumuskannya seseorang ke dalam neraka. Semoga kita mengenalinya, agar kita dapat menjauhinya. Sehingga kita dapat selamat dari pedihnya siksa neraka dan mendapatkan kenikmatan di syurga yang kekal.
Allahumma amiin ...
Ditulis untuk Kajian Ba'da Tarawih
Masjid Mush'ab ibn Umair, Villa Bogor Indah
Malam ke27 Ramadhan 1430 H
Hamba yang butuh kepada Rabb-Nya
Muhammad Setiawan
Nasehat Ilahi
Jumat, 25 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar