Seseorang yang tidak mengenal kemuliaan akhirat dan kekekalannya akan malas dalam beribadah. Ia menganggap dunia ini adalah negeri yang senantiasa ia tempati. Ia selalu merasa kurang terhadap apa yang telah ia miliki. Tak pernah merasa cukup mengejar dunia sehingga segala keinginannya terpenuhi.
Padahal, apa yang mereka usahakan berupa harta, anak, dan lainnya tidak pernah mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Bahkan, seringkali mengakibatkan kesengsaraan tiada henti.
«أمَّا بعدُ فإن الدنيا قد آذَنَتْ بِصُرْمِ ووَلَّتْ حذَّاءَ ولم يبْقَ منها إلا صُبابةٌ كصُبابةِ الإِناء يصطبُّها صاحبُها، وإنَّكُمْ منتقِلونَ منها إلى دارٍ لا زوالَ لها فانتقلوا بخير ما يَحْضُرَنكُمْ. »، رواه مسلم
Amma ba’duh. Sesungguhnya dunia telah mengumumkan bahwa ia fana’ (semu) dan tidak bermanfaat. Sesungguhnya yang tersisa dari dunia ini (dibandingkan akhirat) hanyalah seperti sisa air dalam bejana yang dituang oleh pemiliknya. Sungguh kalian akan berpindah dari dunia ini menuju suatu negeri yang tidak pernah sirna, maka pindahlah kalian dengan membawa amal yang terbaik (Khutbah sahabat ‘Utbah Ibn Ghazwan radhiyaLlahu ‘anhu, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Seharusnyalah, setiap hamba menyadari bahwa sebentar lagi kematian akan menghampirinya. Kematian yang datang kepadanya secara tiba-tiba. Sehingga dengan kesadaran itu ia menginsyafi bahwa dunia dan segala keindahannya hanyalah tipuan belaka. Ia akan bersungguh-sungguh untuk mengejar ampunan Allah serta syurga yang seluas langit dan bumi, yang dijanjikan bagi orang-orang yang beriman.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (Q.S. Ali Imran ayat 133)
Itulah syurga yang telah Allah Ta’ala jelaskan sifat-sifatnya baik dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah.
في الصحيحين عن أبي هريرةَ رضي الله عنه أنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلّم قال: «قال الله عزَّ وجلَّ: أعْدَدْتُ لعبادي الصالحينَ مَا لاَ عَيْنٌ رأتْ ولا أذنٌ سمعتْ ولا خطرَ على قلب بَشَر. وأقْرَؤوا إن شئتُم {فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ أُخْفِىَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَآءً بِمَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ } [السجدة: 17]»
Diriwayatkan dalam shahihayn, dari Abu Hurayrah radhiyaLlahu ‘anhu, Allah Ta’ala berfirman, “Sungguh aku telah mempersiapkan bagi hamba-hambaku yang shalih apa yang belum pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terbersit dalam hati manusia. Bacalah firman Allah, “Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (Q.S As-Sajdah ayat 17)
Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka. (Q.S Ar-Ra’d ayat 35)
Perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada beubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak beubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya? (Q.S Muhammad ayat 15)
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (Q.S Al-Baqarah ayat 25)
Dalam syurga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar. (Q.S. Al-Ghaasyiyah ayat 10 – 16)
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka. (Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan", mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala (gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa. Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan. Dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya. Mereka berkata: "Sesungguhnya Kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga Kami merasa takut (akan diazab)". Maka Allah memberikan karunia kepada Kami dan memelihara Kami dari azab neraka. (Q.S at-Thuur ayat 17 – 27)
Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan". Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan. (Q.S. Az-Zukhruf ayat 70 – 74)
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya, dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya.(Q.S Yunus ayat 26)
Yang dimaksud dengan pahala yang terbaik adalah syurga, sedangkan tambahannya adalah anugerah melihat wajah Allah Ta’ala.
عن أبي هريرةَ رضي الله عنه قال: قُلْنَا: يا رسولَ الله حدِّثنَا عن الجنةِ ما بناؤُهَا قال: «لَبِنَةٌ ذهبٍ ولبنةٌ فضةٍ، ومِلاَطُها المسكُ، وحَصباؤها اللؤلؤُ والياقوتُ، وترابُها الزَعفرانُ، مَنْ يدخلُها ينعمُ ولا يبأسُ، ويخلُدُ ولا يموتُ، لا تَبْلَى ثيابه ولا يَفْنى شبابُه»، رواه أحمد والترمذي
Seorang sahabat pernah bertanya, “Ya RasuluLlah, ceritakanlah kepada kami tentang syurga. Bagaimana bentuk bangunannya ?” Beliau shallaLlahu alayhi wa sallam menjawab, “Batu batanya terbuat dari emas dan perak, campurannya dari minyak kesturi, kerikilnya adalah intan dan permata, dan tanahnya adalah za’faran. Orang yang memasukinya akan merasakan kenikmatan, tidak pernah merasakan kesusahan, kekal, tidak akan mati, bajunya tidak akan usang, dan masa mudanya tidak pernah berakhir.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi)
وعن سهلِ بنِ سعدٍ رضي الله عنه أن النبيَّ صلى الله عليه وسلّم قالَ: «في الجنةِ ثمانيةُ أبوابٍ فيها بابٌ يسمَّى الريَّانَ لا يدخلُه إلا الصائمون»، متفق عليه
Dari Sahl Ibn Sa’id radhiyaLlahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallaLlahu alayhi wa sallam bersabda, “Di dalam syurga ada delapan pintu. Salah satunya bernama ar-Rayyan. Pintu tersebut tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang yang shaum" (Muttafaq alayh)
وعن أبي هريرة رضي الله عنه أنَّ النبي صلى الله عليه وسلّم قال: «إن في الجنةِ مئة درجةٍ أعَدَّها الله للمجاهدِين في سبيلِه بينَ كلِّ درجتين كما بينَ السماءِ والأرض. فإذَا سألتُمُ الله فأسألُوه الفِرْدوسَ فإنَّهُ وسطُ الجنة وأعلى الجنة ومنه تفجَّرُ أنهار الجنة وفوقَه عرشُ الرحمنِ»، رواه البخاريُّ
Sesungguhnya di syurga terdapat seratus derajat (tingkat). Allah mempersiapkannya bagi orang-orang yang berjihad di jalan-Nya. Jarak antara dua derajat seperti jauhnya langit dan bumi. Jika kalian meminta kepada Allah maka mintalah Syurga Al-Firdaus. Sesungguhnya ia adalah syurga yang terindah sekaligus yang tertinggi. Sungai-sungai syurga seluruhnya bersumber darinya, dan di atasnya adalah Arsy Ar-Rahman. (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari)
وفي صحيح مسلم عن أبي هريرة رضي الله عنه أنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلّم قال: «إنَّ أوَّلَ زُمْرَةٍ تدخلُ الجَنةَ على صُورةِ القمر ليلةَ البدْرِ، ثم الذينَ يلونَهُمُ على أشَدِّ نجمِ في السماءِ إضاءةً، ثم همْ بعَدَ ذلك منازلُ لا يتَغَوَّطُونَ، ولا يبولُونَ، ولا يمتخِطون، ولا يبصُقون، أمشاطُهُم الذهبُ، ومجامِرُهم الأُلوَّة، ورشْحُهمُ المِسْكُ، أخلاقُهم على خَلْقِ رجلٍ واحدٍ على طولِ أبيْهم آدمَ ستُون ذِراعاً»
“Sesungguhnya rombongan pertama yang akan datang ke dalam syurga seperti bulan purnama, lalu datang sesudahnya seperti bintang yang paling terang di langit. Kemudian mereka menempati tempat tinggalnya masing-masing. Mereka tidak buang air kecil, buang air besar, membuang ingus dan meludah. Sisir mereka dari emas, dupa mereka kayu gaharu, dan keringat mereka adalah kesturi. Karakter tubuh mereka sama, tinggi mereka seperti Adam alayhis salam, ayah mereka, yaitu enam puluh hasta.”
عن أبي سعيد رضي الله عنه أنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلّم قالَ: «إذا دخل أهل الجنةِ الجنة ينادِي منادٍ: إن لكمْ أنّ تَصِحُّوا فلا تَسْقموا أبداً وإن لكم أن تَحْيَوْا فلا تموتوا أبداً، وإنَّ لكم أن تشِبُّوا فلا تَهرموا أبداً. وإن لكم أن تنعموا فلا تبأسوا أبداً وذلك قولُ الله عز وجل: {وَنُودُواْ أَن تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ } [الأعراف: 43]».
Jika syurga telah dimasuki oleh penghuninya, maka akan ada yang berseru, “Sesungguhnya kalian akan senantiasa sehat dan tidak akan merasakan sakit selama-lamanya, kalian akan hidup dan tidak akan mati selama-lamanya, kalian akan senantiasa muda dan tidak akan tua selama-lamanya, dan kalian akan senantiasa merasakan kenikmatan dan tidak merasakan sengsara selama-lamanya. Inilah firman Allah Ta’ala, “dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ
Dari Anas Ibn Malik radhiyaLlahu ‘anhu, bersabda RasuluLlah shallaLlahu alayhi wa sallam, “Didatangkanlah salah seorang penduduk neraka dari penghuni dunia yang paling besar nikmatnya saat hidup di dunia, maka ia dicelupkan sekejap saja ke dalam neraka. Kemudian ditanyalah kepadanya, “Wahai anak Adam, pernahkah engkau merasakan kebaikan sedikit saja, pernahkah engkau merasakan nikmat sedikit saja ..?” Maka ia berkata, “Demi Allah, tidak, wahai Tuhanku.” Dan didatangkan pula penduduk syurga dari penghuni dunia yang paling menderita hidupnya di dunia, maka ia dicelupkan ke dalam syurga sekejap saja. Ditanyakanlah kepadanya, “Wahai anak Adam, pernahkah engkau merasakan penderitaan sedikit saja, pernahkah engkau merasakan kesusahan sedikit saja ..?” Maka ia berkata, “Demi Allah, tidak, wahai Tuhanku. Tidak pernah aku mengalami kesusahan dan penderitaan sedikitpun” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim).
Do'a Mohon Dimasukkan Al Jannah dan Dijauhkan dari An Naar
Diriwayatkan dari Ummul Mukminin 'Aisyah, bahwasanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berdo'a:
اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا يُقَرِّبُ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ, وَأَعُوذُبِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا يُقَرِّبُ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ
"Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu al jannah (surga) beserta segala sesuatu yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari an nar (neraka) beserta segala sesuatu yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan". (HR. Ahmad, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no.1542)
Ditulis untuk Kajian Ba'da Tarawih
Masjid Mush'ab ibn Umair, Villa Bogor Indah
Malam ke23 Ramadhan 1430 H
Hamba yang butuh kepada Rabb-Nya
Muhammad Setiawan
Nasehat Ilahi
Jumat, 25 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar