Nasehat Ilahi

Jumat, 25 September 2009

Penyebab Seseorang Kekal di Dalam Neraka

Sesungguhnya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang di masukkan ke dalam neraka. Faktor-faktor tersebut telah dijelaskan oleh Allah Ta’ala dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya yang suci, agar kita berhati-hati dan menjauhinya.

Sebab-sebab tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, yang menyebabkan seseorang menjadi kafir dan batal keimanannya. Sehingga jika ia mati dalam keadaan seperti itu dan tidak bertaubat, neraka lah tempat kembalinya dan kekal ia di dalamnya.

Sedangkan jenis kedua, adalah hal-hal yang tidak membatalkan keimanannya. Namun, ia telah menjadi ahlul ma’shiyah yang menyebabkan datangnya kemurkaan Allah. Sehingga jika ia mati dalam keadaan seperti itu, neraka pula tempat kembalinya meski tidak kekal di dalamnya.

Malam ini, insya Allah, kita akan membahas jenis yang pertama.

Penyebab Pertama, Syirik kepada Allah Ta’ala.

Yaitu, menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah, baik dalam Rububiyyah-Nya, Uluhiyyah-Nya maupun Sifat-Nya. Barangsiapa meyakini bahwa selain Allah adapula yang menciptakan, mengurus dan mengatur alam semesta ini, maka ia telah syirik. Ia juga telah menyekutukan Allah jika ia meyakini ada sesuatu yang perlu disembah dan dita’ati selain Allah. Juga, ia pula telah syirik kepada Allah, jika ia meyakini ada sesuatu yang memiliki kekuasaan, ilmu dan keagungan sebesar atau melebihi Allah Ta’ala.

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Q.S. Al-Maidaah ayat 72)

Penyebab Kedua, Kufur kepada Allah dan hal-hal yang wajib diimani

Jika seseorang mengingkari keberadaan Allah Ta’ala, keberadaan malaikat-Nya, kebenaran Rasul-Rasul-Nya, kebenaran Kitab-Kitab-Nya, keberadaan hari kiamat, dan keadilan serta kekuasaan Allah Ta’ala dalam Qadha dan Qadar-Nya, maka sungguh ia telah kafir dan kelak ia kekal dalam neraka.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir). Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (Q.S. An-Nisaa ayat 150-151)

Sesungguhnya Allah mela'nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka). Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong. (Q.S. Al-Ahzaab ayat 64-65)

Penyebab Ketiga, Mengingkari Kewajiban dan Menghalalkan yang Haram

Seseorang yang mengingkari kewajiban untuk men-tauhid-kan Allah, mengingkari kewajiban bersaksi akan kebenaran risalah kenabian Muhammad shallaLlahu alyhi wa sallam, mengingkari kewajiban menegakkan shalat lima waktu, menunaikan zakat dan melaksanakan haji, maka sungguh ia telah kafir. Karena ia telah mengingkari firman Allah Ta’ala dan sunnah Nabi-Nya.

Demikian pula orang yang menghalalkan syirik, membunuh jiwa yang diharamkan Allah, zina, homoseksual, khamer, dan lain-lain yang telah tegas keharamannya dalam al-Qur’an dan as-Sunnah maka sungguh ia telah kafir. Karena ia mendustakan Allah dan Rasul-Nya.

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir? (Q.S. Al-Ankaabut ayat 68)

Penyebab Keempat, Mengolok-olok (mengejek) Allah Ta’ala, Agama-Nya dan Rasul-Nya shallaLlahu alayhi wa sallam

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya Kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena sungguh kamu telah kafir sesudah beriman. (Q.S. At-Taubah ayat 65-66)

Penyebab Kelima, Mencaci, menjelek-jelekkan, melaknat, merendahkan Allah Ta’ala, agama-Nya atau Rasul-Nya shallaLlahu alayhi wa sallam

Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah rahimahuLlah berkata, “Barangsiapa yang mencela Allah atau Rasul-Nya maka ia telah kafir baik secara lahir maupun batin. Baik ia menyakini bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang haram, ataupun menghalalkannya, ataupun tidak berkeyakinan apa-apa. Sahabat-sahabat kami berkata, “Orang itu dikafirkan, apakah itu dilakukan secara bercanda maupun serius.”

Perkataan Ibnu Taimiyyah ini juga disepakati oleh seluruh ulama’.

Penyebab Keenam, Berhukum dengan selain hukum Allah.

Seseorang yang berhukum dengan selain hukum Allah, dengan keyakinan hukum tersebut lebih benar atau lebih bermanfaat bagi umat manusia, ataupun menganggapnya setara dengan hukum Allah, maka sungguh ia telah kafir.

Barangsiapa yang tidak mengambil hukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (Q.S. al-Maaidah ayat 44)

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (Q.S. al-Maaidah ayat 50)

Penyebab Ketujuh, Kemunafikan.

Yaitu, seseorang yang menyembunyikan kekafiran dalam hatinya, tetapi menampakkan diri seolah-olah seorang muslim, baik dalam perkataan maupun perbuatannya.

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka, dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (Q.S. An-Nisaa ayat 145)

Kemunafikan ini memiliki banyak tanda, diantaranya adalah :

1. Keraguan terhadap apa yang telah Allah turunkan, meski mereka menampakkan diri sebagai seorang beriman.

Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya. (Q.S. An-Nisaa ayat 45)

2. Kebencian mereka terhadap hukum Allah dan Rasul-Nya

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (Q.S. An-Nisaa ayat 60-61)

3. Membenci syiar-syiar Islam dan kemenangan kaum Muslimin, serta bergembira di atas kekalahan mereka.

Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: "Sesungguhnya Kami sebelumnya telah memperhatikan urusan Kami (tidak pergi perang)" dan mereka berpaling dengan rasa gembira. (Q.S. At-Taubah ayat 50)

4. Senang menimbulkan fitnah dan memecah belah kaum muslimin

Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim. (Q.S. At-Taubah ayat 47)

5. Mencintai musuh-musuh Islam dan para pemimpin orang kafir, memberi pujian kepada mereka, serta menyebarkan pemikiran mereka yang bertentangan dengan Islam.

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. (Q.S. al-Mujaadilah ayat 14)

6. Mengejek kaum muslimin dan mencela ibadah-ibadah mereka.

(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih. (Q.S. At-Taubah ayat 79)

7. Menyombongkan diri dan merendahkan kaum muslimin.

Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri.
(Q.S. Al-Munaafiquun ayat 5)

8. Berat dalam melaksanakan shalat dan bermalas-malasan dalam mengerjakannya.

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (Q.S. An-Nisaa ayat 42)


Inilah beberapa ciri kemunafikan dan penyebab-penyebab kekalnya seseorang dalam neraka. Semoga Allah melindungi dan mensucikan jiwa kita dari sifat-sifat tersebut.

Allahumma Amiin ...

Ditulis untuk Kajian Ba'da Tarawih
Masjid Mush'ab ibn Umair, Villa Bogor Indah
Malam ke26 Ramadhan 1430 H

Hamba yang butuh kepada Rabb-Nya
Muhammad Setiawan

Tidak ada komentar: